04 Mei 2008

Luapan Rasa

Cahaya rasa yang memenuhi ruang hati yang tertutup pintu keghaibannya, membuat hati sesak, menekan pintu lisan untuk berkata, pintu mata untuk mencari penampung cahaya.

Hati berdetak cepat, resah dan bertanya tentang sebab rasa yang meluap memenuhi hati.

Oleh sebab sentuhan sinar ke dasar hati, menyebabkan tercurahnya cahaya dari tempat dimana sentuhan tersebut diberikan, sebagai mata air cahaya hati (perasaan).

Setelah sinar itu menyentuh, ia meninggalkan apa yang disentuh tanpa mau menjelaskan kediriannya. Ia kembali menuju sumbernya dengan meninggalkan luapan cahaya yang terpancar dari dasar hati yang tersentuh.

Sinar itu pergi melalui pintu yang terbuka dari slaah satu pintu-pintu lahir maupun yang ghaib, atau menerobos masuk melalui celah-celahnya untuk menemui hati lainnya, atau kembali menunggu titah Tuhan.

Seandainya ia diberikan sebagai tanda kecintaan-Nya, ia akan menetap … berputar-putar dan membuat pancaran-pancaran cahaya.

Besarnya tekanan cahaya membuat pintu-pintu hati terbuka … jadilah ia pintu bagi manusia ke alam keghaiban, melalui lisannya, sifat, atau sikapnya.

Dan pesona itu muncul pada jiwa yang menyaksikan, tatkala hatinya terbuka untuk mengenali cahaya-cahaya dari alam keghaiban yang membukakan rahasia Alloh kepadanya.

Tatkala aku bertanya tentang alasan yang menetapkan kebolehan kata untuk menyempurnakan kalimat-kalimat hikmah, maka berhamburanlah keajaiban-keajaiban.

Tatkala kesadaran telah masuk ke alam bawah sadar, tetapi telinga tertinggal, maka ia akan merasa asing dengan apa yang didengar. Dikiranya suara itu dari alam bawah sadar. Suara dari telinga itu lebih lambat masuk ke alam bawah sadar daripada gambaran yang meluncur dari kelopak mata.

Tidak ada komentar: